Rabu, 19 Maret 2014

OBJEK WISATA PELIPURAN

 SharPenglipuran, Desa Adat Bali dengan Kearifan Lokal yang Kental REP | 28 September 2013 | 19:07 Dibaca: 2174   Komentar: 10   6
Gambar
Desa Adat Penglipuran, Bangli, Bali.
Bali memang mengagumkan. Selalu ada hal yang patut untuk diceritakan tentang Bali. Senantiasa ada adat dan budaya Bali yang layak untuk diangkat dan sayang untuk dilewatkan.  Salah satunya adalah Desa Penglipuran. Kebetulan kunjungan 3 hari ke Bali kemarin sempat beranjang sana ke sana.
Desa Penglipuran merupakan salah satu desa di Bali yang sampai saat ini masih memegang teguh budayanya. Jika kita ingin melihat kawasan permukiman adat yang tertata dengan rapi dan sangat konseptual, Penglipuran lah tempatnya. Jika ingin mengenal konsep permukiman yang sangat kental dengan kearifan lokal, Penglipuran lah salah satu yang layak dituju. Tidak heran jika desa ini sering dijadikan lokasi tujuan bagi para mahasiswa arsitektur atau perencanaan perkotaan sebagai salah satu objek kunjungan studinya. Tentunya selain sebagai obyek wisata yang ramai dikunjungi oleh wisatawan baik domestik maupun mancanegara.
Desa Penglipuran masuk dalam wilayah administrasi Kelurahan Kubu, Kabupaten Bangli. Letaknya di jalan utama Kintamani – Bangli. Kata “Penglipuran” berasal dari kata “Pengeling Pura”. Artinya, tempat suci untuk mengenang para leluhur. Jaraknya sekitar 45 km dari Kota Denpasar. Desa  Penglipuran memiliki luas sekitar 112 Ha., yang terdiri dari tegalan, hutan bambu, permukiman, dan beragam fasilitas umum seperti pura, sekolah, dan fasilitas umum lainnya. Berada di perbukitan dengan ketinggian berkisar 700 m dpl, menjadikan Panglipuran sebagai kawasan yang cukup sejuk.

hair style

Milk & Honey Gold

Dewi; Sanghyang Saraswati ("Kahyangan Swarga Manik"; Lontar putru pasaji) adalah dewi ilmu pengetahuan pemberi kedamaian, keselamatan, kasih, dan kebersamaan dalam menuntut ilmu pengetahuan. 

Dilambangkan sebagai dewi yang sangat cantik dan jelita yang bertangan empat sebagai sumber dari ilmu pengetahuan dan kecerdasan yang juga merupakan sakti dari Dewa Brahma yang dipuja sebagai;
  • Dewi pelindung
  • Pelimpah pengetahuan, 
  • Kecerdasan (widya), dan 
  • Sastra.
Dan keempat tangannya memegang
  • Genitri (tasbih), sebagai simbol ilmu pengetahuan itu tidak habis-habisnya untuk dipelajari.
  • Kropak (lontar), sangat penting dan strategis untuk ilmu pengetahuan dan pengalaman hidup.
  • Wina (alat musik / rebab),
  • sekuntum bunga teratai, sebagai lambang kesucian. 
Dewa Brahma dan Dewi Saraswati dalam manifestasi Tuhan sebagai dewa dewi disebutkan bahwa,
  • Brahma menghadirkan berbagai weda dan 
  • Dewi Saraswati mengadirkan arti, makna dan semangat weda-weda ini. 
Semua ilmu pengetahuan, ajaran-ajaran suci, literatur, seni budaya dunia mengalir keluar dari gabungan pasangan dewa-dewi ini.
Dewi Saraswati juga disebutkan 
  • dewinya peradaban, 
  • seni-budaya manusia. 
Beliau juga disebut sebagai Mahasaraswati, beliau berkulit putih sebagai dasar dari ilmu pengetahuan, 
  • putih, 
  • suci dan 
  • bersih. 
Beliau dilambangkan duduk di atas bunga teratai yang berwahanakan seekor angsa. Sering juga beliau dilukiskan dengan 
  • Pasa (kwas), 
  • Ankusa (alat penyuntik, bunga Padma (teratai), 
  • Trisula, 
  • Sankha (alat tiup yang terbuat dari lokan raksasa), 
  • cakra, 
  • kecapi, dan 
  • sebagainya. 
Kadang-kadang beliau berwajah lima dan bertangan delapan, juga bermata tiga, berleher biru; dalam aspek ini beliau disebut sebagai Mahasaraswati yang penuh dengan unsur inti Durga (Parwati). Tunggangan beliau, sang angsa bernama Hamsa, seperti tunggangan Dewa Brahma. Sering sekali seekor burung merak menjadi wahana beliau selain angsa tersebut.

Beberapa Lambang, Simbol dan Makna dalam Dewi Saraswati sebagaimana yang disebutkan.
  • Kitab sebagai lambang bentuk ilmu sain secara sekular; 
  • Vina melambangkan seni budaya dan suara AUM (Pranawa "OM"), 
  • Tasbih, kitab-kitab dan ajaran berbagai ilmu pengetahuan sangatlah penting, namun tanpa penghayatan dan bakti, maka semua ajaran ini akan mubazir dan bermakna sia-sia. 
  • Warna merah dan cantik jelita, simbol kebodohan dan kemewahan duniawi yang sangat memukau namun menyesatkan (avidya) tanpa didasari oleh pengetahuan dan dharma
  • Angsa, simbol yang dapat menyaring air dan memisahkan dari kekotoran dengan paruhnya (simbol vidya, kecerdasan). 
Dalam perayaan hari raya dan upacara yadnya sebagaimana disebutkan bahwa,
  • Umat Hindu merayakannya dengan Hari Raya Saraswati  setiap enam bulan sekali, agar senantiasa Beliau memberikan waranugrahanya berupa inspirasi, kejernihan pikiran, ilmu pengetahuan serta kerahayuan yang didambakan oleh setiap orang.
  • Upacara pawintenan saraswati yang dilaksanakan bertujuan untuk memohon kepada Sang Hyang Aji Saraswati agar badan ini siap untuk menerima wahyu sruti, ilmu pengetahuan dari beliau.
***